Selasa, 02/09/2014 12:44 WIB
Fenomena Tren Normcore
Ferdy Thaeras - wolipop
dok. Wolipop Jakarta - Khalayak mode saat ini sedang disuguhi hidangan baru, yakni tren Normcore. Citarasanya ibarat makanan diet yang tanpa bumbu namun menyehatkan tubuh. Tampilannya culun tanpa meninggalkan impresi namun ultra nyaman dan jauh dari pretensi sosial.
Kemunculan tren normcore mungkin hanyalah sebuah tren yang datang dan pergi, namun hal ini bisa jadi angin segar bagi banyak orang. Mereka yang tidak mahir padu padan pakaian atau memiliki tubuh bak supermodel dan cenderung menutupi kekurangan bentuk tubuh adalah pelaku tren potensial.
Jika ditelusuri makananya lewat situs Wikipedia, Normcore adalah karakter fashion unisex. Tanpa pretensi, cenderung biasa saja dan merupakan penggabungan antara normal dan hardcore. Istilahnya diciptakan oleh grup pencetus tren bernama K-Hole.
Uniknya, grup yang mempopulerkan tren ini memiliki filosofi gaya dengan semua pakaian yang bisa ditemukan tanpa banyak usaha. Sebuah hasil dari anti gaya yang selalu berganti setiap musimnya. Tidaklah heran baju kasual merupakan pilihan utama, mulai dari kaos, jaket atau sweater kebesaran hingga sandal dan kaos kaki.
Normcore digaungkan oleh para orang awam yang senantiasa dicekoki gaya busana retail yang tidak mengikuti pakem tren yang berganti tiap musim. Jadi ketika Anda melihat orang yang busananya tidak pas badan, terkesan sembrono dan tidak meninggalkan impresi keren atau enak dilihat, bisa jadi dia sedang menerapkan gaya Normcore tanpa disadari.
Dikutip dari Vogue, seorang fashionista berkata, "Ada kelelahan saat terus mencoba menjadi beda dari yang lain. Orang akan lelah melihat kita yang mencoba meninggikan status dari yang lain." Sederhana tapi begitu mendalam ucapan dari Emily Segal, salah satu pendiri dari K-Hole.
Istilah keren boleh saja terlahir sekarang, namun pakem normcore yang fashionable juga tetap eksis. Lihatlah rumah mode Celine Paris sejak ditangani oleh Phoebe Philo. Ia sudah menciptakan gaya normcore jauh sebelum istilah ini kini menjadi tren.
Jadi perbedaan antara orang awam dan fashionista tetap terlihat jelas. Silahkan lihat kembali serial TV lawas, Seinfield tahun '90an yang para aktornya berbusana culun. Itulah normcore yang paling umum dilihat dan masih diterapkan banyak orang.
Bagi para fashionista, normcore bisa jadi tantangan baru. Berbelanja baju kini memilih satu atau dua ukuran lebih besar dari biasanya. Palet warna dijaga agar terlihat membosankan dan tidak berteriak mulai dari hitam, putih, abu-abu hingga hijau lumut. Aksesori? Mungkin hanya sandal, kaos kaki polos dan topi kupluk.
(fer/fer)Artikel Wolipop juga bisa dibaca melalui aplikasi Wolipop Android, iPhone. Install sekarang! This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
02 Sep, 2014
-
Source:
http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656125/s/3e0f0069/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A140C0A90C0A20C1244170C2678930A0C2330Corang0Eawam0Ebergaya0Enormcore0Ebisakah0Edisebut0Efashionable/story01.htm--
Manage subscription | Powered by
rssforward.com